Kimia SMK
PRUDENTIAL
http://g-agung-s.simplesite.com/?b=B917DAACA78DAFDF70FFFFBBE387758B2D7B47B
Jumat, 04 Agustus 2017
KOLOID
Dalam kehidupan sehari-hari kita sangat akrab dengan bahan-bahan seperti
sabun,hand body,cat, tinta,deodorant dan sebagainya, namun apakah kita pernah
bertanya kenapa deodorant dapat menhilangkan bau badanmu?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut
mari kita pelajari sistem koloid yaitu suatu bentuk campuran yang keadaannya
terletak antara larutan dan suspensi
1.
PENGERTIAN KOLOID
Seperti
telah disebutkan di atas , koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaanya terletak antara larutan dan
suspensi, untuk memahami sistem koloid mari kita bandingkan tiga jenis campuran
berikut :
a. Bila kita mencampurkan gula
dengan air, ternyata gula akan larut menjadi partikel partikel yang sangat
kecil yang tidak nampak oleh mata kita seolah olah yang ada hanya air atau
disebut homogen campuran yang homogen(serbasama) ini dinamakan larutan.
b. Sedang jika yang dicampurkan
pasir/tanah dengan air, maka campuran ini lama kelamaan akan mengendap dan
terlihat bidang batas yang jelas antara pasir/tanah dengan air atau disebut
juga heterogen(serbaneka). Campuran yang demikian dinamakan suspensi atau lebih dikenal dengan nama
campuran.
c. Bagaimana kalau susu dimasukan
ke dalam air apakah termasuk larutan atau suspensi?
Pada
campuran susu dan air jika kita lihat dengan bantuan sinar yang dilewatkan atau
dengan mikroskop pada campuran tersebut masih terlihat bidang batas yaitu
butiran susu yang melayang, namun relatif stabil atau tidak mudah mengendap.
Sistem
ini sifatnya terletak antara larutan dan suspensi sistem ini dinamakan sistem koloid.
Untuk
lebih jelasnya mari kita bandingkan sifat dari ke tiga campuran di atas.
Larutan
(Dispersi molekuler)
|
Koloid
(Dispersi koloid)
|
Suspensi
(Dispersi kasar)
|
Contoh : Larutan gula
Dalam air
|
Contoh:Campuran susu
dengan air
|
Contoh:Campuran tepung
Dengan air
|
1)Homogen, tak dapat
dibedakan walau menggunakan mikroskop ultra.
2)ukuran partikel berdimensi
< 1nm
3) satu fase
4) stabil
5) tidak dapat disaring
|
1) Bersifat homogen tetapi
heterogen jika damati menggunakan mikroskop ultra.
2) Partikelnya berdimensi
antara 1 nm sampai 100 nm
3) dua fase
4) stabil jika tidak ada ion
penganggu
5) tidak dapat disaring
kecuali dengan penyaring ultra
|
1) Heterogen
2) dimensi partikelnya >
100 nm
3) dua fase
4) tidak stabil/mudah memisah
5) dapat disaring
|
Tabel 1.
Perbedaan larutan,koloid dan
suspensi
2.
JENIS-JENIS KOLOID
Pada
sistem koloid tidak dikenal pelarut dan zat terlarut sebab pada sistem koloid
campuran zatnya tidak larut tetapi pada sistem ini dikenal zat terdispersi dan
pendispersi.
Zat
terdispersi adalah zat yang jumlahnya lebih sedikit sedang pendispersi adalah
zat yang jumlahnya lebih banyak.
Wujud
zat ada 3 macam yaitu gas, padat dan cair jika dikombinasikan membentuk koloid
terdapat kombinasi seperti pada tabel berikut:
No.
|
Fase
terdispersi
|
Fase
pendispersi
|
Nama
koloid
|
contoh
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Padat
Padat
Padat
Cair
Cair
Cair
Gas
Gas
|
Gas
Cair
Padat
Gas
Cair
Padat
Cair
Padat
|
Aerosol
Sol
Sol padat
Aerosol
Emulsi
Emulsi padat
Buih
Buih padat
|
Asap,debu di udara, cat
semprot
Cat, air sungai yang
keruh,tinta
Gelas berwarna,sol logam(mas
18)
Kabut, awan, parfum semprot
Susu,santan, minyak ikan
Jeli, mutiara, agar-agar, lem
Buih sabun,krim kocok, ice
cream
Karet busa,batu
apung,stirofoam
|
Tabel 2
Jenis-jenis koloid
Fase
terdispersi gas dan fase pendispersi gas tidak termasuk ke dalam sistem koloid
sebab campuran gas dengan gas selalu homogen.
a.
Aerosol
Sistem koloid dari partikel
padat atau cair terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika yang terdispersi
zat padat,disebut aerosol padat
sedangkan jika yang terdispersi zat cair, disebut aerosol cair.
Dewasa ini aerosol banyak
dikembangkan di dunia industri atau dalam kehidupan sehari-hari misalnya
pengecatan dinding menggunakan kompresor,baygon semprot, parfum semprot, hair
spray, penyemprotan hama dan lain lain
b.
Sol
Jika partikel padat terdispersi
dalam zat cair disebut sol. Koloid sol banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti air cimanuk yang keruh berwarna coklat, cat tembok, cat
besi, air sabun.
c.
Sol padat
Sol padat merupakan zat padat
yang terdispersi dalam zat padat, sistem ini banyak dikembangkan dalam
pengolahan logam seperti kuningan merupakan campuran besi dan tembaga, emas 18
k campuran emas dengan tembaga.
d.
Emulsi
Sistem koloid dari zat cair
yang didispersikan dalam cairan disebut emulsi dimana antara kedua cairan
tersebut tidak saling melarutkan. Ada dua jenis emulsi ini
1. Emulsi minyak dalam air (M/A)
Contoh
: susu, santan, lateks
2. Emulsi air dalam minyak (A/M)
Contoh
: minyak bumi, minyak ikan
Air
dan minyak tidak dapat bersatu, tapi jika ditambahkan sabun kedalam campuran tersebut,
maka air dan minyak bisa bersatu membentuk koloid emulsi. Sabun berfungsi
sebagai zat pengemulsi atau emulgator.
e.
Emulsi padat
Sistem koloid dari zat padat
yang didispersikan ke dalam zat cair disebut emulsi padat, pengembangan jenis
emulsi ini banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari kita, misalnya pembuatan
minyak rambut, agar-agar, minuman/makanan jelli dll.
f.
Buih
Sistem koloid dari gas yang
didispersikan ke dalam zat cair dinamakan buih sistem ini banyak terjadi di
alam seperti buih air terjun,buih ombak dan banyak dikembangkan dalam kehidupan
kita seperti proses pencucian mobil/motor, pembuatan kue/mayonaise, cream
kocok, minuman bersoda.
g.
Buih padat
Sistem koloid dari gas yang
didispersikan dalam padat atau disebut buih padat banyak dikembangkan dalam
pembuatan alat rumah tangga seperti busa jok, sponge untuk cuci piring,
stirofoam untuk pelindung alat elektronik dll.
3.
SIFAT-SIFAT KOLOID
Dalam
memahami/ menentukan apakah suatu sistem termasuk koloid atau bukan kadang
sulit, namun dengan mempelajari sifat-sifat koloid kita akan lebih mudah,
beberapa sifat koloid yang harus kita fahami adalah :
a.
Efek Tyndall
Yaitu sifat dari kolid yang
dapat menghamburkan cahaya, hal ini disebabkan parikel kolid yang melayang
layang pada larutan sifat ini tidak muncul dikarenakan partikel nya sangat
kecil sedang pada suspensi tidak muncul karena partikelnya terlalu besar dan
cepat mengendap.
Beberapa peristiwa effek
tyndall yang terjadi seperti terjadinya pelangi karena ada aerosol cair dalam
gas, merahnya langit sore hari saat musim kemarau disebabkan terbentuknya
aerosol padat.
Peristiwa efek tynall di alam
|
Gambar 1
Proses efek tyndall
b.
Gerak Brown
Yaitu gerak zig-zag dan acak
yang dapat dilihat dengan mikrokop. Gerakan ini disebabkan adanya tumbukan
parikel yang tidak seimbang antara zat terdispersi dan pendispersi. Pada
larutan dan suspensi gerakan ini tidak ada disebabkan pada larutan partikelnya
terlalu kecil, pada suspensi partikelnya terlalu besar.
Gambar 2
Gerak Brown
4.
MUATAN KOLOID
a.
Elektroforesis, partikel koloid akan bergerak
jika diberikan medan listrik. Hal ini membuktikan bahwa partikel koloid
bermuatan. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis.
Gambar 3
Elektroforesis
Pemanfaatan
proses elektroforesis dalam dunia industry biasa digunakan untuk melapisi body
mobil dengan anti karat,proses penyepuhan logam dll.
b.
Adsorpsi
Keistimewaan dari sistem koloid
partikelnya memiliki kemampuan menyerap berbagai zat pada permukaannya,
penyerapan pada permukaan ini disebut Adsorpsi.
Sifat ini menyebabkan partikel
koloid dapat menyerap ion-ion tertentu sehingga koloid bisa bermuatan. Sol
Fe(OH)3 dalam air akan mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan
positif, sedang sol As2S3 dapat menadsorpsi ion negatif
sehingga bermuatan negatif.
Gambar 4
Adsorpsi ion positif oleh sol
Fe(OH)3
Adsorpsi ion negatif oleh sol
As2S3
Sifat adsorpsi dari koloid ini
banyak digunakan dalam berbagai proses, antara lain digunakan dalam proses :
a. Pemutihan gula tebu
Gula yang diproduksi berwarna kuning/kusam dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatomae dan arang tulang agar warnanya diadsorpi oleh arang dan tanah diatomae sehingga gula hasil penyaringan menjadi putih dan bersih.
Gula yang diproduksi berwarna kuning/kusam dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatomae dan arang tulang agar warnanya diadsorpi oleh arang dan tanah diatomae sehingga gula hasil penyaringan menjadi putih dan bersih.
b. Penyembuhan sakit perut
Norit
merupakan tablet yang terbuat dari karbon aktif, di dalam usus akan membentuk
sistem koloid yang dapat mengadsorpsi gas dan zat racun.
c. Penjernihan air
Air
merupakan kebutuhan vital dalam hidup kita, namun semakin lama kualitas air
kita semakin buruk. Untuk mengatasi hal di atas koloid sangat berperan penting
guna penjernihan air.
Untuk
menjernihkan air dapat dilakukan dengan
menambahkan alumunium sulfat Al2(SO4)3 dimana dalam air Alumunium sulfat dapat
terhidrolisis membentuk Al(OH)3.
Al2(SO4)3 +
H2O Al(OH)3 + H2SO4
Koloid
Al(OH)3 ini dapat mengadsorpsi zat warna atau zat pencemar lainnya
dalam air serta dapat menggumpalkan koloid lain.
d. Proses lain-lain.
Sifat adsorpsi
koloid banyak dikembangkan dalam dunia usaha maupun dunia industri, beberapa di
antaranya : dikembangkan dalam pembuatan cat,pembalut wanita, pengecatan body
mobil dll.
5.
Koagulasi
Sifat
koloid yang dapat mengadsorpsi zat lain termasuk ion-ion menyebabkan koloid
dapat bermuatan, jika koloid dengan muatan yang sama berdekatan akan terjadi
gaya tolak muatan yang sama sehingga koloid tersebut stabil/tidak bersatu.
Jika
koloid dengan muatan yang berbeda
berdekatan akan terjadi tarik menarik dan membentuk partikel yang lebih besar,
pembesaran parikel ini menyebabkan penggumpalan yang berakhir dengan
pengendapan.
Peristiwa
penggumpalan sistem koloid disebut Koagulasi
Beberapa contoh peristiwa koagulasi dalam kehidupan sehari-hari
adalah:
- Pembentukan delta di muara sungai karena
koloid tanah liat dalam air sungai
mengalami koagulasi
ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
- Karet dalam latek digumpalkan dengan
menambahkan asam formiat
- Lumpur koloidal dalam air sungai dapat
digumpalkan dengan menambahkan tawas
- Asap atau debu pabrik dapat digumpalkan
dengan alat koagulasi listrik dari cottrel.
Ada koloid yang bersifat melindungi
koloid lain supaya tidak mengalami koagulasi. Koloid semacam ini disebut
koloid pelindung. Koloid pelindung ini membentuk lapisan di sekeliling partikel
koloid yang lain sehingga melindungi muatan koloid tersebut. Koloid pelindung
ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi
mengelompok.
Contoh pemanfaatan koloid pelindung
adalah sebagai berikut:
1. Pada
pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan Kristal besar
atau gula
2. Susu
bisa bertahan lama karena ada casein sebagai zat pelindung
3. Cat
dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.
4. Zat-zat
pengemulsi seperti sabun dan detergen juga tergolong koloid pelindung.
7.
Dialisis
Kemampuan
koloid untuk mengadsopsi ion seringkali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu
kestabilan koloid tersebut, ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan
proses dialisis. Dalam proses ini koloid dimasukan ke dalam kantung semifermiable, yaitu selaput yang daapat
melewatkan partikel-partikel kecil seperti ion atau molekul sederhana tetapi
tidak dapat melewatkan partikel koloid, kemudian kantung semifermiable yang
berisi koloid dimasukan dalam suatu bejana yang berisi air mengalir agar
ion-ion yang terdapat dalam koloid mengalir bersama air.
Prose dialisis
|
Cuci darah merupakan
penerapan proses dialisis pada penderita gagal ginjal
|
Gambar
6
Proses
dialisis
8.
Koloid liofil dan Koloid liofob
Lio=cairan,
philia=suka. Koloid liofil adalah koloid yang suka cairan sedang koloid liofob
(Lio=cairan,
phobia=takut/benci) adalah koloid yang tidak suka cairan
Koloid
liofil dan koloid liofob merupakan jenis koloid yang berbentuk sol. Berdasarkan
sifat adsorpsinya sol dibedakan atas sol liofil dan sol liofob.
Koloid
liofil
Sol
liofil atau koloid liofil merupakan jenis koloid yang fase terdispersinya dapat
mengikat atau menarik medium pendispersinya. Jika medium pendispersinya air
disebut hidrofil.
Contoh
: protein, sabun, deterjen, agar-agar, kanji, dan gelatin
Koloid liofob
Koloid
liofob atau sol liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya tidak dapat
menarik medium pendispersinya (tidak suka cairan). Jika medium pendispersinya
air disebut hidrofob.
Contoh
: susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol sulfida, dan sol-sol logam.
Perbandingan
sifat koloid liofil dengan koloid liofob
Sifat-sifat
|
Sol
liofil
|
Sol
liofob
|
Pembuatan
|
Dapakan fase dibuat langsung
dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendispersi
|
Tidak dapat dibuat hanya
dengan mencampur fase terdispersi dengan medium pendispersi
|
Muatan Partikel
|
Mempunyai muatan yang kecil
atau tidak bermuatan
|
Memiliki muatan positif atau
negatif
|
Adsorpsi medium pendispersi
|
Partikel sol liofil
mengadsorpsi medium pendispersi. Terdapat proses solvasi/hidrasi, yaitu
terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi disekeliling
partikel sehingga menyebabkan partikel tidak saling bergabung.
|
Partikel sol liofob tidak
mengadsorpsi medium pendispersi. Muatan diperoleh dari adsorpsi
partikel-partikel ion yang bermuatan listrik.
|
Viskositas (kekentalan)
|
Viskositas sol liofil lebih
besar dari viskositas medium pendispersinya
|
Viskositas sol liofob hampir
sama dengan viskositas medium pendispersinya.
|
Penggumpalan
|
Tidak mudah menggumpal dengan
penambahan elektrolit.
|
Mudah menggumpal dengan
penambahan elektrolit
|
Sifat reversibel
|
Reversibel, ysitu fase terdispersi
sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali
menjadi sol dengan medium pendispersinya.
|
Irreversibel, yaitu sol
liofob yang sudah menggumpal tidak dapat di ubah lagi menjadi sol.
|
Efek tyndall
|
Memberikan efek tyndall yang
lemah.
|
Memberikan efek tyndall yang
jelas
|
Migrasi dalam medan listrik
|
Dapat berpindah ke
anode,katode atau tidak bermigrasi sama sekali.
|
Akan bergerak ke anode,katode
tergantung jenis muatan partikel.
|
3.
PEMBUATAN KOLOID
Sistem
koloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan sejati
atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar, kemudian diaduk dengan medium
pendispersi.
Cara
yang pertama disebut cara kondensasi, sedangkan yang kedua disebut cara dispersi.
A. Cara Kondensasi
Dengan
cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi
partikel koloid.
Cara
ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks,
hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
1. Reaksi Redoks
Reaksi
redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh
1:
Pembuatan sol belerang dari
reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu
dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g)
+ SO2(aq) ⎯⎯→
2 H2O(l) + 3 S
(koloid)
Contoh
2:
Pembuatan
sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO
(formaldehida).
2HAuCl4(aq) + 6K2CO3(aq) + 3CHO(aq) ⎯⎯→ 2Au(koloid) + 5CO2(g)
+ 8KCl(aq) +
KHCO3(aq) + 2H2O(l)
2. Hidrolisis
Hidrolisis
adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh:
Pembuatan
sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan
larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol
Fe(OH)3.
FeCl3(aq) +
3H2O(l) ⎯⎯→
Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
3. Dekomposisi Rangkap
Contoh
1:
Sol
As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
2
H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid)
+ 6 H2O(l)
Contoh
2:
Sol
AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan larutan
HCl encer.
AgNO3(aq)
+ HCl(aq) ⎯⎯→
AgCl(koloid) + HNO3(aq)
4. Penggantian Pelarut
Selain
dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan
penggantian pelarut.
Contoh:
Apabila
larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu
koloid berupa gel.
B. Cara Dispersi
Dengan
cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.
Cara
dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga
listrik (cara busur Bredig).
1. Cara Mekanik
Menurut
cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid
sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu,
kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Contoh:
-
Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir)
-
kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
2. Cara Peptisasi
Peptisasi
adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan
dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Zat
pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Istilah
peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein
(polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.
Contoh:
-
Agar-agar dipeptisasi oleh air
-
Nitroselulosa oleh aseton
-
Karet oleh bensin
-
Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S
-
Endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
3. Cara Busur Bredi
Cara
busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam.Logam yang akan dijadikan
koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi,
kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom
logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami
kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid.
Jadi,
cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
Gambar 7
Busur Bredig
Langganan:
Postingan (Atom)